Sunday, January 19, 2025
logo-mistar
Union
TAPANULI BAGIAN UTARA

Tingkatkan Kualitas Keluarga, 33 Ibu Ikuti KB di Silaen Toba

journalist-avatar-top
By
Monday, April 22, 2024 17:50
10
tingkatkan_kualitas_keluarga_33_ibu_ikuti_kb_di_silaen_toba

tingkatkan kualitas keluarga 33 ibu ikuti kb di silaen toba

Indocafe
Toba, MISTAR.ID
Dalam rangka meningkatkan kualitas keluarga, Pemerintah Kabupaten Toba melaksanakan penanaman alat Keluarga Berencana (KB) spiral dan implan terhadap 30 orang ibu di Puskesmas Kecamatan Silaen, Kabupaten Toba, Senin (22/04/2024).

Selain penanaman alat KB, juga terdapat 3 ibu yang melakukan pencabutan alat KB karena ingin punya anak kembali.

“Ada 33 peserta. 30 peserta penanaman alat KB dan 3 ibu pencabutan implan,” kata salah seorang staf dari Dinas Pengendalian Kependudukan dan Keluarga Berencana Kabupaten Toba.

Para peserta dalam program KB gratis ini dibebaskan untuk memilih KB Spiral atau KB Implan.
Baca juga: Dorong Keluarga Berencana, Pemko Medan Bina Kader KB

“Jadi kita jelaskan kepada para Ibu, kalau Spiral itu 8-10 tahun sementara kalau Implan itu 3 tahun. Jadi kita jelaskan semuanya, mereka yang pilih mau program yang mana,” tambah staf tersebut sembari menjelaskan terdapat 17 peserta memilih program implan dan 13 memilih program spiral.

Bupati Toba, Poltak Sitorus didampingi Kadis Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Juliwan Hutapea serta Camat Silaen, Tumpal Panjaitan turut hadir dan menjelaskan secara langsung manfaat dan tujuan program KB tersebut.

“Ini tujuannya adalah untuk peningkatan kualitas keluarga. Jika kualitas anak bagus, masa depannya pasti bagus,” kata Poltak Sitorus kepada para peserta.

Poltak Sitorus menjelaskan bahwa kualitas anak jauh lebih penting daripada kuantitas.

Baca juga: Sambut Hari Keluarga Berencana, Deputi BKKBN Launching Dapur Sehat Atas Stunting di Sergai

“Jangan nanti banyak anak tetapi stunting. Jadi lebih baik anak cukup dan sehat,” tambahnya.

Kendala program KB selama ini adalah karena kelahiran anak laki-laki dalam sebuah keluarga Batak seolah menjadi kewajiban karena faktor marga. Meski begitu, Poltak Sitorus menjelaskan bahwa keberadaan anak laki-laki dan perempuan sama.

“Jadi selama ini anaknya sampai 10 karena harus ada laki-laki, padahal anak laki-laki dan perempuan itu sama. Jadi sekali lagi yang terpenting adalah kualitas keluarga,” ujarnya mengakhiri. (nimrot/hm17)

journalist-avatar-bottomRedaktur Patiar Manurung